Selasa, 10 Maret 2015

Tabung Gas 3 Kg Masih Banyak Diperedaran

Tanjungpinang (mona)- berita yang beredar bahwa tabung gas elpiji ukuran 3 kg akan ditarik dari peredaran belum terlihat kejelasannya. Banyak pangkalan-pangkalan yang menjual gas elpiji masih banyak tersedia tabung ukuran 3 kg. Ini terlihat dari salah satu pangkalan gas di Jl.Kuantan. Ibu Wilda pemiliki pangkalan ini pun mengakui bahwa gas elpiji 3 kg masih banyak dijual. Tetapi harganya pertabung gas 3 kg disamakan dengan harga tabung gas yang non subsidi.
Untuk kelangkaan, dihari-hari biasa tidak terjadi kecuali dihari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan hari-hari besar lainnnya. Untuk pemasukan gas elpiji, agen memasukan ke pangkalan-pangkalan tiga kali dalam seminggu dengan sekali antar sebanyak 30 tabung gas. Pengurangan penjatahan setiap pangkalan dikarenakan semakin banyak yang membuka pangkalan gas elpiji. Tidak hanya masyarakat biasa, dikalangan ibu-ibu pejabat banyak yang membuka usaha ini.
Untuk minyak tanah, sekarang tidak ada yang dijual dengan harga subsidi. Kini minyak tanah dijual dengan harga Rp.24.000 per/liter nya. Minyak tanah selalu ada agen jual tapi jarang pangkalan-pangkalan yang menjual minyak tanah, ini dikarenakan harga minyak tanah yang cukup tinggi dan sudah jarang masyarakat yang mencari minyak tanah.
Harga BBM yang naik turun, membuat pedagang gas elpiji menaruh harga tetap Rp.18.000 untuk ukuran gas 3 kg. Harga gas elpiji ini pun bisa berbeda setiap daerahnya sesuai dengan jarak tempuh gas tersebut dipasok. Kini pengecekan setiap pangkalan-pangkalan gas elpiji sudah jarang terjadi.
“semoga tidak terjadi apa-apa, tapi meledak itu terjadi bukan karena tabungnya tetapi generatornya” ungkap ibu Wilda penjual gas elpiji di pangkalan gas Jl. Kuantan. Karet tabung gas pun dapat diambil di pangkalan secara percuma apabila karet tabung dalam keadaan yang tidak layak pakai.

Dari narasumber juga didapat informasi bahwa gas elpiji yang 10 kg sering dilakukan oplosan gas. Gas yang 3 kg dimasukkan ke tabung 10 kg dan diisi air supaya terlihat berat. Kejadiaan seperti ini bukan hanya terjadi di luar Kepri tetapi juga di Kepri. Yang melakukan bukan hanya dari masyarakat biasa saja, tetapi dari keluarga kalangan atas karena untuk membuat oplosan gas ini diperlukan modal 10 juta rupiah. Nilai yang banyak untuk melakukan oplosan tetapi keuntungan bisa didapat lebih dari modal awalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar