Jumat, 15 Mei 2015

Festival Musik untuk Anak Kepri

Pemenang Pertama band "Bubblegumz"

Tanjungpinang – Festival Musik Anak Kepri (Kepulauan Riau) yang diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 2015 lalu di pujasera Bintan Centre (Binsen), Km. 9, Tanjungpinang. mendapatkan sambutan baik dari seluruh anak-anak Kepri terutama bagi mereka penikmat musik di seluruh wilayah Kepri.
            Peserta yang mengikuti festival ini berjumlah 24 band yang berasal dari berbagai daerah, seperti Batam, Tanjungpinang, dan Bintan. Semua band tersebut disatukan dalam satu panggung untuk menunjukkan performance terbaik dari aliran musik yang beragam dari masing-masing band. Mulai dari aliran rock, jazz, pop, rege, dan jenis-jenis musik lainnya.
Festival Musik Anak Kepri ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan ini dibuat betujuan untuk menumbuhkan bakat-bakat anak  Kepri dalam bidang musik. Selain itu, banyak anak-anak Kepri yang memiliki potensi besar untuk menjadi musisi yang handal.
            Fistival Musik Anak Kepri ini dimenangkan oleh “Bubblegumz” band dari Tanjungpinang, pemenang kedua yaitu “Gigabyte” band dan pemenang ketiga yaitu “Narsis” band. Masing-masing pemenang mendapatkan uang tunai, piagam dan piala. Untuk vokalis terbaik diraih oleh “Banjobettencourt” band, drummer dan bassis terbaik dimenangkan oleh “Bubblegumz” band, sedangkan gitaris terbaik diraih oleh “gigabyte” band.
“Alhamdulillah kami bisa menjadi pemenang pertama di Festival Musik Anak Kepri ini, dan ini akan menjadi motivasi buat saya dan kawan-kawan untuk terus berkarya di bidang musik” ungkap Sega (21), gitaris band “Bubblegumz”
“Bisa tampil dalam festival ini saja, saya sudah bersyukur dan ini membuat kami semakin bersemangat untuk terus melakukan yang terbaik” ungkap Rivaldy (20), peserta Festival Musik Anak Kepri.

Ia juga menambahkan, semoga festival musik ini bisa dilaksanakan tiap tahunnya, bukan hanya untuk  tahun ini saja. Karena masih banyak generasi-generasi muda yang ingin terus mengembangkan minat dan bakatnya dibidang musik. (mona)

Galeri Foto:





Senin, 11 Mei 2015

Pasar Sultan untuk Pasar Muamalah



 
dari kiri pengurus pasar sultan, tengah pengurus pasar sultan, kanan arsitek pasar. mereka bertiga sedang di tanah wakaf untuk pasar sultan
Tanjungpinang – Pasar sultan disebut pasar muamalah karena waqaf dari Sultan Bintan yaitu H. Huzrin Hood. Tanah waqaf untuk pasar sultan ini terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Sei. Jang, Tanjungpinang. Pasar ini akan dilakukan proses pembangunannya pada tanggal 16 Mei 2016 mendatang.
            Peletakkan batu pertama pada tanggal 16 Mei mendatang, dilakukan oleh Sri Paduka Tri Buana H. Huzrin Hood sebagai pemiliki dari tanah waqaf tersebut. Awalnya, pasar sultan ini telah terbentuk yaitu di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Km.5, Tanjungpinang. Tetapi tempat awal pasar ini kecil, dan hanya beberapa pedagang yang berjualan, seperti Reni (55) yang berjualan ayam bakar bumbu rujak, Nani (22) yang berjualan jilbab, dan Azis (36) yang berjualan roti dengan ciri khas tidak memakai pengawet, pewarna, dan bahan kimia lainnya.
Pasar sultan ini disebut pasar muamalah, selain karena tanah waqaf yang diberikan oleh Huzrin Hood, tetapi pasar ini merupakan pasar yang bebas dengan pajak, dan tidak dipungut bayaran sewa tempat. Tetapi pedagang akan memberikan infaq seikhlasnya untuk keberlangsungan pasar sultan bintan.
Pasar sultan ini bukan disediakan hanya untuk Jawara (Jaringan Wirausaha) Kesultanan Bintan, tetapi, terbuka untuk seluruh masyarakat Tanjungpinang dan sekitarnya apabila ingin berjualan dan membutuhkan tempat. Pedagang yang akan jualan di pasar sultan harus mingikuti peraturan pasar sultan bintan.
Pasar sultan juga menerima pembayaran dalam bentuk dirham dan dinar yang merupakan otorisasi sultan Huzrin Hood melalui Wakala Induk Nusantara (WIN). Pasar sultan ini dibentuk bertujuan untuk membangkitkan pasar muamalah kembali di zaman seperti ini, dimana pasar yang bebas pajak, dan pembayaran-pembayaran lain demi keuntungan pribadi.
“Saya harap pasar sultan ini akan menjadi tombak pertama pasar mualamah di Indonesia dan dapat ditiru oleh daerah-daerah lainnya” ungkap Rizal. Ia juga mengatakan dalam Hadis Rasulullah SAW juga telah dijelaskan bahwa sunahku di pasar sama dengan sunahku di masjid.
“Saya memang suka jualan tapi bingung cari tempat jualan dimana, syukur alhamdulillah pasar sultan memberikan kesempatan para pedagang untuk berjualan.” Jelas Nani (22) pedagang dari Jawara Kesultanan Bintan.
Saat ini Kesultanan Bintan sedang melakukan perekrutan pedagang-pedagang yang ingin berjualan di Pasar Sultan dapat menghubungi Ulul Ilmi (085655519631) dan Madus Priono (081277263278). (mona)

Jumat, 08 Mei 2015

Semarak Hari Jazz Internasional di Batam




Batam – Dalam memperingati hari jazz internasional pada tanggal 1 Mei 2015 lalu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau mengadakan Festival Jazz Amazing Kepri di Harbour Bay mall, Jodoh, Batam. Acara diadakan pada hari Kamis dan Jumat, 30 April sampai 1 Mei 2015.
Festival jazz ini dihadiri oleh musisi jazz nasional seperti Idang Rasjidi, Shadu, Imaniar, Rika Roeslan, Kemala Ayu dan Idham Norrsaid. Serta band-band lokal dari Batam, Tanjungpinang dan Bintan seperti Batam Jazz Society, Bob Quartet, Simplisscale, Bobby Brown, dan masih banyak lagi band-band dengan aliran musik jazz yang memeriahkan acara ini.
Batam dijadikan “tuan rumah” pertama dalam perayaan hari musik jazz ini karena Batam sering dijadikan tempat festival musik jazz, yang sebelumnya pernah juga mengadakan ASEAN musik jazz di Harbour Bay Mall pula. Serta banyaknya peminat musik jazz yang ada di Batam.
Acara yang dimulai dari pukul 19.30-22.30 WIB  selama dua hari ini, sangat banyak peminatnya. Di penutupan Jazz Amazing Kepri, penggemar musik jazz dimeriahkan oleh penampilan Imaniar yang sangat memukau, tidak kalah dengan penampilan Idang Rasjidi dengan ciri khasnya membawakan musik jazz menggunakan keyboardnya.
Dinas Pariwisata dan Budaya berencana akan mengadakan hari musik jazz internasional tiap tahunnya di tempat yang berbeda-beda di wilayah Kepri seperti Tanjungpinang dan Bintan.
“Saya sangat bangga karena bisa ikut berpartisipasi di hari jazz internasional ini” ungkap Rian (gitaris) dari Band Akustik Rumahan. Ia juga mengatakan, dengan acara rutin seperti ini membuat musik jazz tidak akan “mati” untuk ke depannya.
“Saya memang penggemar musik jazz dan sangat senang apabila ada acara seperti ini di Batam” ujar Rita, penonton musik jazz. Ia juga menambahkan, kalau ada acara musik jazz terus di Batam ini, ia tidak perlu ke Singapura untuk menonton musik jazz karena di sana sering mengadakan festival musik jazz yan berkelas. (mona)

Gawai Seni untuk Budaya Kepri





Tanjungpinang – Gawai seni yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Tanjungpinang bertujuan melestarikan budaya-budaya di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 27-29 April 2015 di Lapangan Pamedan A.Yani, Jalan Raja Haji, Km. 4, Tanjungpinang.
kegiatan Gawai Seni ini menampilkan beberapa perlombaan, seperti lomba mendendangkan lagu melayu, lomba visualisasi puisi, dan lomba tari kreasi. Untuk lomba mendendangkan lagu melayu dimulai dari tingkat SD dan SMP se-Kota Tanjungpinang. Untuk visualisasi puisi diperlombakan tingkat SMA/ sederajat se-Kota Tanjungpinang. Sedangkan tari kreasi dari tingkat sanggar/ perguruan tinggi.
Selain perlombaan-perlombaan tersebut, gawai seni juga dimeriahkan oleh seniman-seniman lokal yang ada di seluruh daerah di Kepri, mereka datang dari sanggar masing-masing daerah yang memang sengaja diundang untuk memeriahkan acara gawai seni.
Banyak harapan yang ingin dicapai dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan seperti  memajukan kreatifitas-kreatifitas para seniman untuk memperkaya setiap seni yang dihasilkan, serta menarik minat pemuda-pemudi untuk mencintai seni melayu yang ada di Kepri dan ikut melestarikan budaya yang ada di wilayah Kepri.
            Gawai Seni dibuka oleh Drs. Riono M.Si, dalam sambutannya Riono mengatakan, “Kebudayaan melayu merepresentasikan orang melayu sebagai bangsa yang santun, bijaksana, dan cinta damai, setia dan sabar hal itu akan meningkatkan harkat dan martabat orang melayu dan bangsa Indonesia.” Ia juga mengatakan, acara ini untuk memotivasikan generasi muda mengenal, mencintai, dan mengembangkan lagu melayu.
            Salah satu sanggar yang diundang yaitu sanggar “Sri Batam” dari Batam. Mereka membawakan sebuah tarian kreasi melayu yang sangat indah dan membuat penonton sangat kagum atas penampilan yang dibawakan.
“Kami sangat senang bisa diundang dalam acara ini, dan apa salahnya kami menampilkan penampilan yang terbaik.” Ujar Vialita (24) yang merupakan salah satu penari dari sanggar “Sri Batam”. Ia juga menambahkan, agar acara seperti ini dapat diselenggarakan sesering mungkin karena kegiatan ini positif untuk para generasi muda.
Tidak hanya peserta Gawai Seni, tetapi harapan itu juga diutarakan oleh penonton, “Semoga Pemerintah bisa membuat acara ini sering dilakukan karena acara ini banyak manfaatnya” ujar Nurul (22). Ia juga mengatakan bahwa, masih banyak anak-anak muda di Kepri ini tidak mengenal budaya melayu yang ada di tempat mereka dilahirkan. Oleh sebab itu, ini merupakan tugas pemerintah untuk menyelesaikannya. (mona)

Kamis, 07 Mei 2015

Bisnis Kolam Pancing Jadi Pilihan




Batam – Disaat kebanyakan orang memilih berbisnis frelance, ada bisnis baru yang banyak pula peminatnya, yaitu bisnis kolam pancing. Salah satunya terdapat di Bengkong Harapan 2 Batam, pemiliknya bernama Isel (32). Bisnis kolam pancing ini diawali dari hobi.
Saat dijumpai di Kolam Pancing Isel, Jumat (1/5) sedang menemani para pelanggannya memancing. Bisnis kolam pacing ini diawali dengan kegemarannya dalam memancing.
“Saya memang suka memancing dari dulu, jadi tempat ini bisa saya jadikan untuk hobi sekaligus mencari uang juga” ujarnya. Ia juga mengatakan, bahwa bisnis ini terinspirasi dari kolam pancing yang terdapat Mega Legenda, Batam Centre, Batam.
Binsis kolam pancing ini dilakukan dengan cara memancing ikan yang paling besar didapat. Pemancing dikenakan biaya Rp.60.000/ jam dengan membawa alat pancing dan umpan sendiri. di tempat pemacingan ini, juga menjual berbagai umpan, seperti cacing, anak tikus, ikan tuna, lumut, serangga dan lain-lain. Warga sekitar ada yang sengaja mencari mencari cacing untuk menjual cacing tersebut ke kolam pancing Isel, karena hitungan cacing dijual Rp. 50.000/kg
Ikan yang terdapat di kolam pancing ini yaitu ikan lele. Ikan yang didapat tidak untuk pemancing yang mendapatkannyai tetapi ikan yang didapat akan di timbang dan dibandingkan dengan pemancing-pemancing lain untuk memperebutkan hadiah yang ditawarkan oleh pemilik kolam pancing apabila mendapatkan ikan paling besar.
Hadiah yang ditawarkan bervariasi mulai dari set pancing, TV, HP, motor, dan masih banyak hadiah-hadiah lain. “Saya tidak merasa rugi memberikan hadiah mahal seperti motor kepada pemenang. Itu merupakan penghargaan tersendiri untuk saya.” Ungkap Isel.
Di kolam pancing tersebut juga terdapat warung kopi untuk para pemancing yang ingin memesan makanan atau minuman. “Baru dua minggu saya kerja disini, kadang ramai kadang sepi juga.” Ujar Hayati (43) karyawan di warung kopi kolam pancing. Ia juga mengatakan bahwa kolam pancing ini ramainya pada malam hari dan saat tawaran hadiah yang bagus dan mahal.
Kolam pancing ini buka mulai pukul 16.00 sampai pemancing tidak ada lagi yang memancing. Pendapatan yang diperoleh dalam hitungan sehari tidak menentu terkadang     Rp. 500.000, kalau sepi Rp. 160.000.-
“Saya memang suka memancing, karena malam tidak ada kerja lagi dan ini dekat dengan rumah makanya saya kesini” ujar Anto (45), pemancing di kolam pancing Isel. Ia juga menambahkan bahwa memancing bisa membuatnya tenang karena tidak suasananya hening dan tenang. Dan bisnis kolam pancing ini akan dilakukan banyak orang nantinya. (mona)