Kamis, 19 Maret 2015

Kami Sekolah Tanpa Bantuan Pemerintah



Tanjungpinang (Sobek Pos)- Retno (21) salah satu mahasiswa dari Akademik Swasta Kebidanan yogyakarta yang bersekolah hingga jenjang DIII merupakan warga asli Batam yang bersekolah di Yogyakarta tanpa ada bantuan dari Pemerintah ataupun mendapat beasiswa baik ia ataupun mahasiswa lain karena Akademiknya tersebut milik yayasan yaitu Yayasan Bakhti Sosial sehingga biaya sekolahpun mahal.

Ia mengaku sekolahnya tersebut tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah, baik dari Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan yang ada di Kota tempat ia sekolah. Uang pembayaran untuk tiap semester tidak menentu tergantung pratik atau tidaknya di semester tersebut. Dana yang dikeluarkan tiap semester bisa hampir Rp.7000.000 bahkan lebih tetapi mahasiswanya tidak masalah akan itu karena mendapat sarana dan prasarana yang baik walaupun tanpa bantuan dari pemerintah. Dan dari pihak Akademik tidak pernah meminta bantuan kepada Pemerintah untuk menunjang proses belajar mengajar karena bagi mereka dari SPP para mahasiswa bisa membangun infrastruktur sekolah dengan baik.
Dalam semester ini, mereka telah melakukan praktik ke BPS (Bidan Praktik Swasta) dan Rumah sakit sebanyak dua kali, dengan menyampaikan surat permohonan izin dari pihak Rumah Sakit maka para mahasiswa melakukan praktik dan di bagi-bagi pekerjaannya sesuai surat perintah dari sekolah. Mahasiswa kebidanan tersebut akan masuk ke dalam ruangan yang ada di Rumah Sakit seperti (ruangan melahirkan, ruangan bayi, serta ruang bedah). Para mahasiswa di bimbing langsung oleh senior mereka bahkan dosen mereka.
Setelah lulus dari Akademik Kebidanan, mereka akan di uji kompetensi oleh dosen luar Pulau Jawa, dan ini sangat beerguna apabila bidan akan membuka praktik sendiri di daerah masing-masing. “ini sangat baik dilakukan, mengingat sekolah kami terakreditas A” ungkap Retno.

Harapan mahasiswa ini untuk kesehatan di Indonesia, turunnya angka kematian ibu serta kematian bayi dan kualitas pendidikan kebidanan di tingkatkan karea ia melihat masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mendapat perhatian lebih dari masyarakat terutama kesehatan mereka dan kurangnya perhatian pemerintah untuk Akademik-Akademik terutama yang swasta di bawah naungan Yayasan. Karena kesahatan sangat mahal harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar