Tanjungpinang (mona) – Presiden Joko Widodo kembali
mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (28/3). Hal ini membuat bingung
tukang ojek untuk menetapkan tarif penumpang, keadaan ini juga dirasakan
pangkalan ojek di Pemedan Km.4, Tanjungpinang.
Harga bensin premium yang naik Rp. 500 yaitu dari
harga Rp. 6.800 menjadi Rp. 7.300 perliternya. Untuk tukang ojek yang tidak
mempunyai ketetapan tarif bagi penumpang, mereka sangat bingung untuk melakukan
penaikan tarif untuk penumpangnya. Dan ini sangat meresahkan bagi tukang ojek.
Pendapatan rata-rata tukang ojek hanya cukup untuk
makan sehari keluarga dan beli bensin, mereka menganggap bahwa beratnya bukan
hanya karena kenaikan harga BBM tetapi juga perlengkapan motornnya seperti oli,
dan onderdilnya. Tetapi ada yang penumpang yang mengerti dengan keadaan naiknya
BBM tetapi ada juga penumpang yang tetap memberikan tarif yang sama dengan
sebelum kenaikan harga BBM.
“bingung juga mau kasih tarif berapa kalau naiknya
lima ratus rupiah, tetapi ada penumpang yang mengerti dengan naiknya harga BBM”
ujar Bian, tukang ojek di Pemedan.
Pangkalan ojek di Pamedan tidak menetapkan tarif
berapa untuk penumpang, mereka memberikan tarif sesuai jaraknya. Tarif diberikan
tidak jauh beda dari harga sebelum kenaikan harga BBM. “kami di pangkalan tidak
menetapkan tarif harus segini bayarnya” ungkap Bian.
Kenaikan tarif ojek akan dilakukan ketika tarif
angkutan umum naik, karena tarif angkutan umum ditetapkan oleh Dinas
Transportasi. Setelah tarif agkutan umum naik, barulah tukang ojek menaikan
tarif mereka. “penumpang kami itu biasanya orang yang sama jadi udah kayak
langganan tarifpun mereka bayar kayak biasa mereka bayar” ungkap Bian.
Tukang ojek di Pamedan sangat berharap bagi presiden
untuk tetap konsisten dengan harga BBM. Agar masyarakat tidak bingung dengan
keadaan naik turunnya BBM dalam jarak waktu yang dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar