Jumat, 03 April 2015

Tukang Ojek Bingung Menetapkan Tarif Penumpang




Tanjungpinang (mona) – Presiden Joko Widodo kembali mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (28/3). Hal ini membuat bingung tukang ojek untuk menetapkan tarif penumpang, keadaan ini juga dirasakan pangkalan ojek di Pemedan Km.4, Tanjungpinang.
Harga bensin premium yang naik Rp. 500 yaitu dari harga Rp. 6.800 menjadi Rp. 7.300 perliternya. Untuk tukang ojek yang tidak mempunyai ketetapan tarif bagi penumpang, mereka sangat bingung untuk melakukan penaikan tarif untuk penumpangnya. Dan ini sangat meresahkan bagi tukang ojek.
Pendapatan rata-rata tukang ojek hanya cukup untuk makan sehari keluarga dan beli bensin, mereka menganggap bahwa beratnya bukan hanya karena kenaikan harga BBM tetapi juga perlengkapan motornnya seperti oli, dan onderdilnya. Tetapi ada yang penumpang yang mengerti dengan keadaan naiknya BBM tetapi ada juga penumpang yang tetap memberikan tarif yang sama dengan sebelum kenaikan harga BBM.
“bingung juga mau kasih tarif berapa kalau naiknya lima ratus rupiah, tetapi ada penumpang yang mengerti dengan naiknya harga BBM” ujar Bian, tukang ojek di Pemedan.
Pangkalan ojek di Pamedan tidak menetapkan tarif berapa untuk penumpang, mereka memberikan tarif sesuai jaraknya. Tarif diberikan tidak jauh beda dari harga sebelum kenaikan harga BBM. “kami di pangkalan tidak menetapkan tarif harus segini bayarnya” ungkap Bian.
Kenaikan tarif ojek akan dilakukan ketika tarif angkutan umum naik, karena tarif angkutan umum ditetapkan oleh Dinas Transportasi. Setelah tarif agkutan umum naik, barulah tukang ojek menaikan tarif mereka. “penumpang kami itu biasanya orang yang sama jadi udah kayak langganan tarifpun mereka bayar kayak biasa mereka bayar” ungkap Bian.
Tukang ojek di Pamedan sangat berharap bagi presiden untuk tetap konsisten dengan harga BBM. Agar masyarakat tidak bingung dengan keadaan naik turunnya BBM dalam jarak waktu yang dekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar